Selasa, 28 April 2015

ara upgarade

Tutorial Cara Upgrade RouterOS ke Versi Terbaru - Melakukan Upgrade atau Update versi RouterOS ke versi terbaru merupakan hal yang perlu diperhatikan pengguna Mikrotik. Dengan meng-upgrade versi RouterOS maka Mikrotik anda akan mendapatkan fitur-fitur baru juga. Misalnya bagi Mikrotik dengan versi RouterOS 5.2 dan belum terinstall user manager maka harus di upgrade ke versi terbaru (misal 5.24) dulu biar bisa Install paket user manager dari halaman download Mikrotik.
Oke kali ini Tutorial Mikrotik Indonesia akan membahas tentang cara upgrade versi RuoterOS dengan contoh buat RB751U-2HnD dari RouterOS 5.2 ke RouterOS 5.24. Sebenarnya ada versi yang lebih baru yakni RouterOS 6.0RC12 tapi berhubung versi 6 ini belum versi Final jadi amannya pake versi 5.24 dulu ya ;)
1. Buka halaman Download Mikrotik : http://mikrotik.com/download
2. Pilih tipe RouterOS yang sesuai dengan RouterBoard anda. Misalnya buat RB751U-2HnD jadi pake yang mipsbe RB700 Series.
3. Download file upgrade package untuk versi RouterOS nya seperti gambar berikut ini
6. Buka folder yang berisi file download di Windows Explorer, klik kanan file .npk nya --> Copy
5. Buka Winbox, masuk ke menu Files --> klik icon Paste untuk meng-upload file .npk nya.
6. Kalo proses upload nya sudah selesai reboot Mikrotik nya, System --> Reboot. Maka paket update itu akan terinstall secara otomatis saat Mikrotik booting.

7. Untuk mengecek apakah RouterOS Mikrotik nya sudah ter-update buka menu System --> Resources
8. Dari gambar di atas bisa dilihat kalo versi RouterOS nya sudah update dari 5.2 ke 5.24.
Gimana gampang kan? Anda bisa coba sesuai tipe dan versi Mikrotik masing-masing. Kali ini kita sudah belajar mikrotik tentang Tutorial Cara Upgrade RouterOS ke Versi Terbaru. Selanjutnya akan dibahas cara install fitur user manager pada artikel berikutnya.

Cara blokir situs menggunakan MIKROTIK

Cara blokir situs menggunakan MIKROTIK

Cara mudah Blok Situs menggunakan Mikrotik sebagai berikut:
Remote Mikrotik anda dengan Winbox, di halaman utama Winbox pilih “IP” kemudian “Firewall” kemudian “Layer7 Protocols” dan klik + seperti gambar di bawah ini:
Cara Blok Situs Menggunakan Mikrotik
Selanjutnya di halaman “New Firewall L7 Protocol” isi:
Name=Facebook (nama situs yang akan di blok)
Regexp=www.facebook.com (alamat situs yang akan di blok)
Seperti gambar di bawah ini:
Cara Blok Situs Menggunakan Mikrotik
Dan klik “OK” Selanjutnya klik Tab “Filter Rules” dan klik + dan isi:
Di Tab “General
Chain= forward
Di Tab “Advanced
Layer7 Protocol=Facebook (nama yang di isi di IP-Firewall-Layer7 Protocol tadi)
Di Tab “Action
Action=drop
Seperti gambar di bawah ini:
Cara Blok Situs Menggunakan Mikrotik
Cara Blok Situs Menggunakan Mikrotik
Cara Blok Situs Menggunakan Mikrotik
Dan klik “OK

cara setting web proxy pada mikrotik

Cara Setting Web Proxy Pada Mikrotik

Cara 1

Mempersiapkan drive/partisi secondary untuk file cache

Pertama kita format dulu drive/partisi secondary untuk tempat simpan hasil file cache internal proxynya. Kenapa juga harus pake secondary storage? Biasanya kan kalo routerboard itu storage systemnya kecil, jadi kita bikin cache yang tersimpan oleh proxy di simpan pada storage kedua. Kasus x ini saya contohin saya pakai USB Flashdisk di RB751 untuk simpan hasil cache internal proxy mikrotik nya.
Pertama siapkan partisi storage keduanya, yaitu kita format terlebih dahulu.
Masuk ke winbox ke menu System >> Storage >> Klik Tab Disks 

Internal Proxy Mikrotik
Jika anda bisa lihat disana terdapat 1 storage tambahan atau yang flashdisk yang saya pakai untuk cache internal proxynya. Pilih usb1 dan klik Format Drive.  Setelah berstatus ready lanjut ke tab Stores untuk setting internal proxy mikrotik defaultnya menyimpan hasil cache ke storage kedua.

internal proxy mikrotik

Tambahkan dengan klik “+” lalu isi dengan
Name : isi bebas contoh: proxy
Type : karena kita pakai untuk web proxy kita pilih web-proxy
Disk : Media storage yang akan kita gunakan contoh kita isi : usb1
Activate : centang untuk mengaktifkannya
Klik “OK”

Setting internal proxy mikrotik

Disini kita akan aktifkan service  internal proxy mikrotik nya, masuk winbox dan ke menu IP >> Web Proxy.
internal proxy mikrotik
Pada contoh gambar diatas terlihat Cache Drive menggunakan media storage kedua / flashdisk yang akan kita gunakan.

Setting transparant internal proxy mikrotik

Fungsi disini adalah memaksakan browser klien harus dilewatkan ke internal proxy mikrotik agan, ataw disebut setting transparan proxy.
Di atas menjelaskan bahwa jika ada aktifitas yg menuju port 80 (http) akan di arahkan ke IP mikrotik yg anda set dengan port 8080 (port proxy yg anda set) jadi ga perlu setting di browser satu2. Jgn lupa disable NATnya kalo ga mao dipake proxynya.

Mengabaikan Limit QUEUE Untuk Cached-Hits Agar Full Speed

Disini kita akan coba setting bagaimana mengabaikan content cached proxy agar full speed / tidak terlimit. Jadi jika klien mengakses content website yang sudah tersimpan di proxy maka klien akan mendapatkan full speed langsung dari proxy mikrotik agan.
Pertama kita tandain “mangle” content yang tersimpan di internal proxy agan.
kedua agan bikin queue tree nya.
Agan bisa lihat content yang berhasil tersimpan di internal proxy agan di winbox ke menu IP > WEBPROXY > CACHE CONTENTS

Bagaimana Cara Blokir Website Berdasarkan Nama Domain

Di bagian ini bagaimana cara blokir berdasarkan nama domain menggunakan internal proxy mikrotik agan. Anggap lah ada beberapa website yang tidak diperbolehkan di akses oleh klien agan.
Command diatas berfungi agar klien anda tidak bisa mengakses website facebook.

Bagaimana Cara Blokir Aktifitas Download Berdasarkan File Extension

Di bagian ini bagaimana cara blokir aktifitas download berdasarkan file extension menggunakan internal proxy mikrotik agan.Jadi beberapa jenis file tidak diperbolehkan di download oleh klien.
Command di atas berfungsi agar klien tidak bisa mendownload file audio (MP3) dan file video (AVI).

Bagaimana cara agar internal proxy mikrotik tidak bisa di akses dari luar jaringan

Di sini kita setting internal proxy mikrotik agan tidak bisa di akses dari luar jaringan, bahasa manusianya di colong lah.
Script diatas berfungsi menutup port internal proxy mikrotik agan dari dunia luar (yang macuk dari port internet agan)




Cara 2

Setting web proxy di mikrotik sebenarnya cukup mudah, masuk ke menu IP --> Web Proxy, kemudian pada tab "General", centang opsi "Enabled".
Karena kita akan mensetting agar proxy mikrotik menyimpan cache, centang opsi "Cache On Disk". Lalu tentukan "Max. Cache Size". Jika Anda menggunakan RouterOS versi 6.x, Anda juga bisa tentukan "Max. Cache Object Size".
"Max. Cache Size" adalah ukuran storage yang akan digunakan untuk menyimpan cache proxy. "Max. Cache Object Size" untuk menentukan maksimal besar object yang boleh disimpan di cache proxy. Jadi konfigurasi proxy, bisa seperti gambar berikut : 
Dengan konfigurasi diatas, mikrotik sudah berjalan sebagai regular proxy. Cek di tab status. pada reguler proxy, agar client bisa berinternet dengan proxy, perlu set browser terlebih dahulu.
Untuk cek cache apa saja yg tersimpan di proxy mikrotik, masuk ke menu IP -> Web Proxy -> Klik tombol "Cache Content". Akan terlihat konten dari internet yang sudah disimpan ke dalam storage proxy. Sehingga jika nanti ada user yang hendak mengakses konten yang sama, cukup mengambil konten yang tersimpan di storage prosy tanpa harus mengambil konten dari internet.

Transparent Proxy
Dengan reguler proxy, kalau misal setting satu persatu browser client sepertinya sangat tidak efisien. Kita bisa menjadikan proxy mikrotik sebagai Transparent Proxy. Artinya, setiap request dari browser akan dibelokkan ke port proxy. Secara default trafik HTTP browser menggunakan protokol TCP dengan port 80. Maka cara untuk menjadikan proxy kita sebagai transparent proxy adalah dengan memanfaatkan fitur nat.
Walaupun browser client tidak di set kearah proxy, dengan transparent proxy trafik HTTP tetap akan dibelokkan ke proxy. Jangan lupa set firewall agar proxy tidak digunakan oleh user dari internet karena proxy kita masih bersifat open proxy.

HIT & MISS Cache Proxy
Pengaturan HIT & MISS berlaku ketika kita menggunakan fitur caching pada web proxy dimana Web Proxy bertugas menyimpan data file yang  diakses user, dan memberikan kepada user berikutnya jika mengakses file yang sama.
  • Jika tersedia di cache, akan langsung diberikan ke client, disebut HIT, tanpa harus mendownload data dari internet.
  • Jika tidak tersedia, proxy akan meminta ke server, menyimpannya di cache, dan memberikan ke client disebut MISS
Dengan menggunakan penanda DSCP pada HIT konten, bisa bisa lebih leluasa dalam pengaturan bandwidthnya. Jika terjadi akses HIT di proxy, proxy akan memberikan nilai TOS = 4 (nilai 4 bisa diubah sesuai kebutuhan). Kemudian kita akan memanfaatkan fitur mangle untuk mengetahui data yg ditransmisikan apakah data HIT atau MISS berdasarkan nilai TOS ini. Pertama buat mangle untuk menandai paket HIT berdasarkan nilai TOS.
Selanjutnya buat mangle untuk paket yang bukan paket HIT. Paket yang bukan merupakan paket HIT adalah paket data yang memiliki DCSP (TOS) selain 4. maka kita berikan tanda ! pada parameter DSCP. Tanda ini berarti "kecuali" atau "selain".
Untuk traffic request, akan kita tandai sebagai trafik biasa, bukan paket HIT ataupun MISS. Traffic HIT & MISS hanya terjadi pada trafik respond.
Pengaturan mangle sudah selesai, selanjutnya kita akan melakukan limitasi berdasarkan mangle yang sudah kita buat, misal dengan Simple Queue. Kita akan membedakan limitasi bandwidth untuk traffic MISS dan HIT. Untuk traffic MISS, akan kita limit di 256 Kbps. 
Sedangkan untuk yang HIT, limitasi bandiwtdh boleh anda atur sesuai kebutuhan anda karena tidak lagi menggunakan bandwidth internet. Data HIT diambil dari storage proxy sehingga tidak perlu mengambil data dari internet. Maka rule simple queue akan menjadi seperti berikut :
 

Dengan konfigurasi diatas, ketika client mengakses data dimana data tersebut belum tersimpan dalam storage cache proxy (MISS), maka akan dilimit maksimal bandwidth yang boleh digunakan adalah 256 Kbps. Sedangkan keitka client mengakses data yang ternyata sudah tersimpan dalam cache proxy (HIT), maka boleh menggunakan bandwidth sampai 100Mbps.



Cara 3

Langkah pengaturan melalui command line

1. Ketik perintah berikut untuk mengaktifkan fitur web proxy di mikrotik
/ip proxy set enabled=yes
2. Set cache administrator
/ip proxy set cache-administrator=webmaster
3. Melihat hasil dari setting di atas
/ip proxy print
[message_box color=”green”]
enabled: yes
src-address: 0.0.0.0
port: 8080
parent-proxy: 0.0.0.0
parent-proxy-port: 0
cache-administrator: webmaster
max-cache-size: none
cache-on-disk: no
max-client-connections: 600
max-server-connections: 600
max-fresh-time: 3d
serialize-connections: no
always-from-cache: no
cache-hit-dscp: 4
cache-drive: system [/message_box]

Langkah pengaturan melalui Winbox

1. Klik menu Winbox > IP > Web Proxy > Klik tab Web Proxy Settings.
2. Beri centang pada Enabled untuk mengaktifkan web proxy.
Port:
ketikkan port yang digunakan. Umumnya 3128 atau 8080. Port 3128 adalah port default squid proxy.
Max. Cache Size:
jika Anda ingin mengatur ukuran cache proxy, maka isi besar cache dalam kilobyte dan beri centang pada Cache On Disk. Perhatikan spesifikasi Router, apakah mempunyai storage yang cukup untuk melakukan ini.
3. Setelah selesai klik OK atau Apply.

Setting setiap browser agar mengikuti proxy

 Setelah salah satu dari 2 langkah di atas dilaksanakan, selanjutnya adalah mengatur agar browser menggunakan proxy. Praktek kali ini menggunakan alat jelajah Firefox versi 8. Berikut caranya:
1. Pada Firefox, klik menu Option 
2. Klik tab Advanced > Network > Settings… 
3. Pilih Manual proxy configuration: dan isikan IP address router dan port yang sesuai.
4. Klik OK setelah selesai.
Cara ini disebut regular proxy karena user masih diberi pilihan apakah ingin menggunakan proxy atau tidak

mengatur DHCP pada mikrotik

Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) merupakan service yang memungkinkan perangkat dapat mendistribusikan/assign IP Address secara otomatis pada host dalam sebuah jaringan. Cara kerjanya, DHCP Server akan memberikan response terhadap request yang dikirimkan oleh DHCP Client.
Selain IP Address, DHCP juga mampu mendistribusikan informasi netmask, Default gateway, Konfigurasi DNS dan NTP Server serta masih banyak lagi custom option (tergantung apakah DHCP client bisa support).
Mikrotik dapat digunakan sebagai DHCP Server maupun DHCP Client atau keduanya secara bersamaan. Sebagai contoh, misalnya kita berlangganan internet dari ISP A. ISP A tidak memberikan informasi IP statik yang harus dipasang pada perangkat kita, melainkan akan memberikan IP secara otomatis melalui proses DHCP.
 

Mikrotik sebagai DHCP Client
Dalam kasus ini, untuk dapat memperoleh alokasi IP Address dari ISP, yang nantinya dapat digunakan untuk terkoneksi ke internet, kita bisa menggunakan fitur DHCP Client. Langkah-langkah pembuatan DHCP Client dapat dilakukan  pada menu IP -> DHCP Client -> Add.

 
Untuk pengaktifkan DHCP Client, definisikan parameter interface dengan interface yang terhubung ke DHCP Server, atau dalam kasus ini adalah interface yang terhubung ke ISP.
Karena kita ingin semua traffic ke internet menggunakan jalur koneksi dari ISP, maka Use-Peer-DNS=yes dan Add-Default-Route=yes.
Terdapat beberapa parameter yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan jaringan;
  • Interface : Pilihlah interface yang sesuai yang terkoneksi ke DHCP Server
  • Use-Peer-DNS : Bila kita hendak menggunakan DNS server sesuai dengan informasi DHCP 
  • Use-Peer-NTP : Bila kita hendak menggunakan informasi pengaturan waktu di router (NTP) sesuai dengan informasi dari DHCP
  • Add-Default-Route : Bila kita menginginkan default route kita mengarah sesuai dengan informasi DHCP
  • Default-Route-Distance : Menentukan nilai Distance pada rule routing yang dibuat secara otomatis. Akan aktif jika add-default-route=yes
Sampai langkah ini, seharunya Router sudah bisa akses ke internet. Selanjutnya lakukan setting DHCP Server untuk distribusi IP Address ke arah jaringan lokal /LAN.
Mikrotik sebagai DHCP Server 
DHCP Server akan sangat tepat diterapkan jika pada jaringan memiliki user yang sifatnya dinamis. Dengan jumlah dan personil yang tidak tetap dan selalu berubah. Jika pada kasus ini sifat user seperti itu dapat kita temui pada tamu yang berkunjung.
Konfigurasi DHCP Server dapat dilakukan pada menu IP -> DHCP Server -> Klik DHCP Setup
Dengan menekan tombol DHCP Setup, wizard DHCP akan menuntun kita untuk melakukan setting dengan menampilkan kotak-kotak dialog pada setiap langkah nya. 
 
Langkah pertam, kita diminta untuk menentukan di interface mana DHCP Server akan aktif. Pada kasus ini DHCP Server diaktifkan pada ether3. Selanjutnya Klik Next
Sebelumnya pada ether3 sudah dipasang IP Address 192.168.4.0/24. Maka pada langkah kedua, penentuan DHCP Address Space akan otomatis mengambil segment IP yang sama. Jika interface sebelumnya belum terdapat IP, bisa ditentukan manual pada langkah ini.
Selanjutnya,  kita diminta menentukan IP Address yang akan digunakan sebagai default-gateway oleh DHCP Client nantinya. Secara otomatis wizard akan menggunakan IP Address yang terpasang pada interface ether3.
Tentukan IP Address yang akan di-distribusikan ke Client. Secara otomatis wizard akan mengisikan host ip pada segment yang telah digunakan. Pada contoh ini, IP 192.168.4.1 tidak masuk dalam Addresses To Give Out, sebab IP tersebut sudah digunakan sebagai gateway dan tidak akan di-distribusikan ke Client.
Kita harus menentukan juga, nantinya DHCP Client akan melakukan rquest DNS ke server mana. Secara otomatis wizard akan mengambil informasi setting DNS yang telah dilakukan pada menu /ip dns . Tetapi bisa juga jika kita ingin menentukan request DNS Client ke server tertentu.
Langkah terakhir kita diminta untuk menentukan Lease-Time, yaitu berapa lama waktu sebuah IP Address akan dipinjamkan ke Client. Untuk menghindari penuh / kehabisan IP, setting Lease-Time jangan terlalu lama, misalkan 1 hari saja.
Sampai langkah ini, jika di klik Next akan tertampil pesan yang menyatakan bahwa setting DHCP telah selesai.
 
Untuk melakukan percobaan, hubungkan PC ke ether3 kemudian ubah pengaturan IP PC pada posisi "obtain an IP address automatically" .
Seharusnya Laptop akan mendapatkan assign IP otomatis dari Router. Perhatikan expired time, seharusnya sama dengan parameter Lease-Time yang sudah ditentukan pada DHCP Server.
DHCP Leases
Daftar perangkat yang sudah diberikan IP secara otomatis akan ada pada /ip dhcp-server leases.
Secara default, ip address yang akan diberikan ke client diurutkan dari belakang (192.168.4.254). Akan tetapi, kita juga bisa melakukan pengaturan agar sebuah IP hanya akan dipinjamkan ke Client tertentu. Misalnya, jika Client-A melakukan request DHCP, maka Server akan selalu memberikan IP 192.168.4.254. 
Konsep tersebut dapat diterapkan dengan menggunakan Static Leases. Ide dasarnya adalah melakukan reservasi sebuah IP Address untuk sebuah MAC Address tertentu. Ada 2 cara konfigurasi yang bisa dilakukan.
Pertama, dengan melihat dari daftar perangkat yang ada pada tab Leases. Jika dilakukan dengan cara ini client harus sudah mendapat IP Address dahulu.
Cara kedua dengan menambahkan secara manual pada tab Leases.
Selain dapat digunakan untuk reservasi IP Address, Static Leases juga bisa digunakan untuk menentukan :
  • Lease-Time yang berbeda untuk tiap MAC Address (Client) 
  • Limitasi bandwidth (rate-limit) , jika ditentukan maka rule simpe queue akan secara otomatis muncul ketika client mendapat assign IP dari server.
  • Melakukan blocking MAC Address tertentu agar tidak bisa mendapat pinjaman IP, dengan opsi "Block-Access=yes".
Jadi, selain dapat mendistribusikan IP secara otomatis, dengan DHCP Server juga dapat melakukan manajemen terhadap DHCP Client dengan menggunakan Static Leases.

cara membatasi bandwitch menggunakan router mikrotik



Pada sebuah jaringan yang mempunyai banyak client, diperlukan sebuah mekanisme pengaturan bandwidth dengan tujuan mencegah terjadinya monopoli penggunaan bandwidth sehingga semua client bisa mendapatkan jatah bandwidth masing-masing. QOS(Quality of services) atau lebih dikenal dengan Bandwidth Manajemen, merupakan metode yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Pada RouterOS Mikrotik penerapan QoS bisa dilakukan dengan fungsi Queue.
network diagram
Limitasi Bandwidth Sederhana
Cara paling mudah untuk melakukan queue pada RouterOS adalah dengan menggunakan Simple Queue. Kita bisa melakukan pengaturan bandwidth secara sederhana berdasarkan IP Address client dengan menentukan kecepatan upload dan download maksimum yang bisa dicapai oleh client.
Contoh :
Kita akan melakukan limitasi maksimal upload : 128kbps dan maksimal download : 512kbps terhadap client dengan IP 192.168.10.2 yang terhubung ke Router. Parameter Target Address adalah IP Address dari client yang akan dilimit. Bisa berupa :
  • Single IP (192.168.10.2)
  • Network IP (192.168.10.0/24)
  • Beberapa IP (192.168.10.2,192.168.10.13) dengan menekan tombol panah bawah kecil di sebelah kanan kotak isian.
Penentuan kecepatan maksimum client dilakukan pada parameter target upload dan target download max-limit. Bisa dipilih dengan drop down menu atau ditulis manual. Satuan bps (bit per second).
Dengan pengaturan tersebut maka Client dengan IP 192.168.10.2 akan mendapatkan kecepatan maksimum Upload 128kbps dan Download 256kbps dalam keadaan apapun selama bandwidth memang tersedia.
network diagram
Metode Pembagian Bandwidth Share
Selain digunakan untuk melakukan manajemen bandwidth fix seperti pada contoh sebelumnya, kita juga bisa memanfaatkan Simple Queue untuk melakukan pengaturan bandwidth share dengan menerapkan Limitasi Bertingkat. Konsep Limitasi Bertingkat  bisa anda baca pada artikel Mendalami HTB pada QOS RouterOS Mikrotik
Contoh :
Kita akan melakukan pengaturan bandwidth sebesar 512kbps untuk digunakan 3 client.
Konsep:
  1. Dalam keadaan semua client melakukan akses, maka masing-masing client akan mendapat bandwidth minimal 128kbps.
  2. Jika hanya ada 1 Client yang melakukan akses, maka client tersebut bisa mendapatkan bandwidth hingga 512kbps.
  3. Jika terdapat beberapa Client (tidak semua client) melakukan akses, maka bandwidth yang tersedia akan dibagi rata ke sejumlah client yg aktif.
Topologi Jaringan
Router kita tidak tahu berapa total bandwidth real yang kita miliki, maka kita harus definisikan pada langkah pertama. Pendefinisian ini bisa dilakukan dengan melakukan setting Queue Parent. Besar bandwidth yang kita miliki bisa diisikan pada parameter Target Upload Max-Limit dan Target Download Max-Limit.
Langkah selanjutnya kita akan menentukan limitasi per client dengan melakukan setting child-queue.
Pada child-queue kita tentukan target-address dengan mengisikan IP address masing-masing client. Terapkan Limit-at (CIR) : 128kbps dan Max-Limit (MIR) : 512kbps. Arahkan ke Parent Total Bandwidth yang kita buat sebelumnya.

Ulangi untuk memberikan limitasi pada client yang lain, sesuaikan Target-Address.

Selanjutnya lakukan pengetesan dengan melakukan download di sisi client.
Pada gambar berikut menunjukkan perbedaan kondisi penggunaan bandwidth client setelah dilakukan limitasi bertingkat
Kondisi 1
Kondisi 1 menunjukkan ketika hanya 1 client saja yg menggunakan bandwidth, maka Client tersebut bisa mendapat hingga Max-Limit.

Perhitungan : Pertama Router akan memenuhi Limit-at Client yaitu 128kbps. Bandwitdh yang tersedia masih sisa 512kbps-128kbps=384kbps. Karena client yang lain tidak aktif maka 384kbps yang tersisa akan diberikan lagi ke Client1 sehingga mendapat 128kbps+384kbps =512kbps atau sama dengan max-limit.
Kondisi 2
Kondisi 2 menggambarkan ketika hanya 2 client yang menggunakan bandwidth.
Perhitungan : Pertama router akan memberikan limit-at semua client terlebih dahulu. Akumulasi Limit-at untuk 2 client = 128kbps x 2 =256kbps . Bandwidth total masih tersisa 256kbps. Sisa diberikan kemana.? Akan dibagi rata ke kedua Client.
Sehingga tiap client mendapat Limit-at + (sisa bandwidth / 2) = 128kbps+128kbps =256kbps
Kondisi 3
Kondisi 3 menunjukkan apabila semua client menggunakan bandwidth.
Perhitungan: Pertama Router akan memenuhi Limit-at tiap client lebih dulu, sehingga bandwidth yang digunakan 128kbps x 3 = 384kbps. Bandwidth total masih tersisa 128kbps. Sisa bandwidth akan dibagikan ke ketiga client secara merata sehingga tiap client mendapat 128kbps + (128kbps/3) = 170kbps.
Pada Limitasi bertingkat ini juga bisa diterapkan Priority untuk client. Nilai priority queue adalah 1-8 dimana terendah 8 dan tertinggi 1.
Contoh :
Client 1 adalah VVIP user, maka bisa diberikan Priority 1 (tertinggi).

Jika kita menerapkan priority perhitungan pembagian bandwidth hampir sama dengan sebelumnya. Hanya saja setelah limit-at semua client terpenuhi, Router akan melihat priority client. Router akan mencoba memenuhi Max-Limit client priority tertinggi dengan bandwidth yang masih tersedia.


Perhitungan: Client 1 mempunyai priority tertinggi maka router akan mencoba memberikan bandwidth sampai batas Max-Limit yaitu 512kbps. Sedangkan bandwidth yang tersisa hanya 128kbps, maka Client1 mendapat bandwidth sebesar Limit-at + Sisa Bandwidth = 128kbps+128kbps = 256kbps
Konsep pembagian bandwidth ini mirip ketika anda berlangganan internet dengan sistem Bandwidth share.
Limitasi bertingkat juga bisa diterapkan ketika dibutuhkan sebuah pengelompokkan pembagian bandwidth.

 
Tampak pada gambar, limitasi Client1 dan Client3 tidak menganggu limitasi Client2 karena sudah berbeda parent. Perhatikan max-limit pada Limitasi Manager dan Limitasi Staff.
network diagram
Bypass Traffic Lokal
Ketika kita melakukan implementasi Simple Queue, dengan hanya berdasarkan target-address, maka Router hanya akan melihat dari mana traffic itu berasal. Sehingga kemanapun tujuan traffic nya (dst-address) tetap akan terkena limitasi. Tidak hanya ke arah internet, akan tetapi ke arah jaringan Lokal lain yang berbeda segment juga akan terkena limitasi.
Contoh :
  • IP LAN 1 : 192.168.10.0/24
  • IP LAN 2 : 192.168.11.0/24
Jika hanya dibuat Simple Queue dengan target-address : 192.168.10.0/24, traffic ke arah 192.168.11.0/24 juga akan terlimit. Agar traffic ke arah jaringan lokal lain tidak terlimit, kita bisa membuat Simple Queue baru dengan mengisikan dst-address serta tentukan Max-Limit sebesar maksimal jalur koneksi, misalnya 100Mbps. Kemudian letakkan rule tersebut pada urutan teratas (no. 0).
Rule Simple Queue dibaca dari urutan teratas (no. 0) sehingga dengan pengaturan tersebut traffic dari LAN1 ke LAN2 dan sebaliknya maksimum transfer rate sebesar 100Mbps atau setara dengan kecepatan kabel ethernet.